Dia mengemukakan bahwa prinsip Archimedes bahwa cairnya es tidak akan merubah peningkatan permukaan air. Sama halnya dengan mencairnya es di dalam air di gelas. Namun ada dua sumber air raksasa yang tidak berada diatas air yang akan mencair dan langsung menuju ke laut yang menyebabkan naiknya permukaan air laut. Hal ini berhubungan dengan gunung es di Antratika dan Greenland disisi lain, serta benua es. Hal lain yang menyebabkan naiknya permukaan laut tidak ada sangkut pautnya dengan menacirnya es, tetapi dilatasi air yang terjadi akibat pengaruh suhu udara. Negara-negara seperti Vietnam, Mesir, Bangladesh, Guyana atau Bahamas akan melihat tempat-tempat tinggal masyarakatnya kebanjiran, dan genangan lumpur air asin dari laut. New York, Bombay, Calcutta, Hô Chi Minh City, Shanghai, Miami, Lagos, Abidjan, Jakarta, Alexandria dan lebih dari 250 juta pengungsi dari negara lain akibat perubahan suhu udara. Lilypad kota lingkungan yang mengapung dengan zero emisi udara. Melalui teknologi energi dari matahari (solar), angin, gelombang laut dan biomass. Bahkan dapat memperoses gas CO2 di adalam atmosfer dan meresap ke kulitnya yang terbuat dari titanium dioxide. Sumber : vincent.callebaut.org Megara, 12 Juli 2008 Hartati Nurwijaya; Penulis Buku Love and Shock (2007), Resep Sehat Ala Mediterania (2008)
Vincent merupakan arsitek yang sangat peduli pada lingkungan global. Berbagai desain arsitekturnya selalu menyangkut masalah lingkungan. Tahun 2007 dia membuat lima buah proyek yaitu; Anti-Smog, Innovation Centre in Sustainable Development, Paris, France, Perfumed Jungle, Ecological Master plan for the Central Waterfront, Hong Kong, China, Ecomic Tower, Ecological and Metropolitan Informatic Center, Mexico City, Mexico, Childhood’s Greentower, Crib for the Early Childhood, Paris, France, Neuronal Alien, Landscape design for the Vatnsmyri Airfield, Reykjavik, Iceland.
Lebih kurang sebanyak 35 proyek arsitektur yang dibuatnya, namun yang paling menggemparkan tahun 2008 adalah proyek Lilypad. Kota Mengapung untuk pengungsi akibat perubahan iklim dunia. Lilypad didesain oleh Vincent sebagai antisipasi untuk tahun 2100 yang digambarkkannya bahwa akan banyak sekali jumlah para pengungsi dunia akibat terjadinya pemanasan global.
Menurut ramalan GIEC (Intergovernmental group on the evolution of the climate), kenaikan permukaan laut akan mencapai 20 hingga 90 cm selama abad ke-21. Setiap kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan air naik 1 meter. Kenaikan air ini akan mempengaruhi 0.05% di Uruguay, 1% di Mesir, 6% di Belanda, 17.5% di Bangladesh dan lebih dari 80% di daerah atoll Majuro di Marshall dan pulau-pulau Kiribati hingga pulau-pulau di Maldives.
Itulah sebabnya Lilypad, sebagai prototipe kota yang dibuat mengapung diatas air dan dapat menampung sebanyak 50.000 penduduk. Dan didalamnya dikembangkan kehidupan flora dan fauna disekitar danau dengan air yang ditampung dari air hujan.
Lilypad kota yang akrab dengan lingkungan dapat mengapung dari dari Monaco di Eropa hingga ke daerah bagian Atol Polenesia.
Desain yang sangat modern dalam antisipasi pengungsi akibat pemanasan global. Inspirasi dari daun lilypad Amazonia Victoria Regia, dari keluarga Nympheas, tanaman air yang ditemukan oleh ahli tanaman Jerman Thaddeaus Haenke.
Digikid is available in Chinese and English now!!
Digikid sudah ada dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris lho ^^
Wednesday, July 16, 2008
Kota yang Mengapung, Lilypad!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Halooo ^^ Silahkan tinggalkan komentar Anda, untuk yang punya gmail, silahkan pake google account, tersedia juga bagi yg punya openID, kalau cuma nama boleh tulis di Name/Url
Makasih