Digikid is available in Chinese and English now!!
Digikid sudah ada dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris lho ^^
Check it out! Digi-ch, Digi-eng

Sunday, May 24, 2009

Kerjaan digi akhir-akhir ini....

Hi all!!~~ Sedikit sharing aja... Akhir-akhir ini, rasanya digi terus-menerus berkecimpung di 'perusahaan surgawi'... Maksudnya... Ya... digi terus-terusan melakukan segala hal yang berhubungan dengan vihara, misalnya, rajin-rajin ke vihara, ngebahas soal dharma, bahkan digi sekarang lagi demen-demennya ngopi-in CD paritta dan dibagikan ke orang lain (kayaknya ngga ada kerjaan ya? ~_~)

CD yang pertama kali digi copy itu 'Sutra Hati' sama 'Prajnaparamita' beserta text nya ^^, ngga salah sih udah copy sekitar 100 CD... Ini juga masih ngopi-in untuk orang-orang di vihara, pasalnya bulan 6 nanti ada acara gede, jadi ya siap2in aja CD nya banyak2 ^^

Target selanjutnya sih digi mau buat CD nya 'Kitab Seratus Bakti', sekarang baru kelar buat covernya, mau buat belakangnya lage... Rencananya kali ini digi mau buat arti dari 'Kitab Seratus Bakti', jadi kali ini ada artinya gitu, kalau yang sebelumnya kan cuma cara baca doang ^^

Doain digi sukses yhaa!!~~~

Continue Reading!

Saturday, May 23, 2009

Hidup bagaikan.....

Hidup bagaikan.....

Rasanya kurang tepat jika digi melanjutkan kata-kata di atas...
Kenapa? Why?? Ya karena digi sendiri bingung.. Hidup ini mau diibaratkan sebagai apa toh?

Ada yang mengatakan hidup ini bagaikan sungai yang mengalir.
Apakah di lintasan sungai tersebut ada batu runcing, atau batu kerikil, air sungai tetap saja akan mengalir... Ibaratnya seperti hidup, walaupun kita hidup dalam pergumulan masalah yang besar, ataupun rintangan yang kecil, atau bahkan hidup bahagia... Tetap saja kita tetap mempunyai 24 jam, hidup kita toh tetap sama dengan hidup 200 juta penduduk di Indonesia. Perbedaannya adalah.. prosesnya..

Mungkin prosesnya lebih pahit daripada 200 juta penduduk lainnya.. atau mungkin lebih manis dan lebih enjoy daripada yang lain..


Ada juga yang mengatakan hidup bagaikan koin...
Ada sisi gambar, ada juga sisi angka...
Mungkin hidup ini seperti itu... Ada sisi yang baik, ada juga sisi yang buruk..
Kalau dalam permasalahan kita melihat sisi yang buruk.. ya menjadi buruklah hidup kita.... Kalau kita melihat segala sisi dari sisi yang baik, maka hidup kita juga akan menjadi baik...



Hidup itu juga bagaikan... sebuah sandiwara...
Kadangkala kita berada di atas pentas, sebagai pemeran utama, mendapatkan tepukan yang meriah dari orang-orang di sekitar kita, seakan-akan kita di atas angin.. Wow.. Ketika kita melihat ke bawah, semua sedang memandangi kita dengan senyum yang indah....
Akan tetapi, kadang perang yang kita mainkan tidak sukses... Atau bahkan.. Kita hanya menjadi orang di balik layar...
Tidak ada yang mengenal kita... Tidak ada yang menyapa kita, tidak ada lagi tepukan yang riuh, tidak ada lagi senyum yang begitu indah..
Dan tidak jarang, kita bahkan tidak memainkan peran apa-apa... Kita hanya berdiri di balik panggung, melihat orang-orang yang di depan pentas mendapat jeritan kebanggaan dari penonton sambil menggigit jari... Sambil berpikir "Kenapa bukan... saya..?"

Sebenarnya banyak perumpamaan tentang hidup.. Kalau bisa dibilang, hidup hampir bisa dibandingkan dengan setiap hal...

Sekarang kita diberi pilihan...
Apakah ingin melihat hidup dari sisi positif atau negatif? Bagaikan koin dengan dua sisi, setiap permasalahan selalu mempunyai kebaikan dan keburukannya sendiri.
Apakah kita ingin melewati hidup yang penuh batu kerikil, batu tajam, atau mungkin lintasan mulus dengan gembira? Atau sedih? Bagaikan sungai, air terus saja mengalir tanpa memperdulikan apa yang ada di depannya, namun kita diberi pilihan untuk melewati masalah tersebut dengan senang, atau sedih?
Apakah kita ingin melewati hidup di atas pentas, di belakang layar, atau bahkan tanpa peran? Ketika kita sedang di atas pentas, bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Penyayang, karena Tuhan memilih kita untuk menjadi peran utama dalam sebuah sandiwara... Kalau kita sedang menjadi orang di balik layar, berterimakasihlah kepada orang-orang yang di depan pentas, karena tanpa adanya mereka, kita tidak akan mendapat peran apa-apa... Dan kalau kita tidak mendapatkan peran apa-apa, barangkali kita perlu menginstropeksi diri.. "Sebenarnya apa yang salah dengan diri saya?"

Barangkali jika kita melewati kehidupan dari sisi yang berbeda, kita akan bisa merasakan hidup yang lebih baik..

Kenapa tidak dicoba?

Continue Reading!

Friday, May 15, 2009

4 Skenario Kehidupan

Silahkan dibaca dan direnungkan bersama-sama...

-----------------------------------------------------------------------------------


Skenario 1

Andaikan Anda sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, Anda berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi Anda untuk menggoyang-goyangkan kaki. Di tengah perjalanan, Anda dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahu Anda. "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya
memberikan handphone milik Anda. Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Andaikan Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik Anda tetapi tidak langsung memberikannya kepada Anda. Hingga tiba saatnya Anda akan turun dari kereta. Sesaat sebelum Anda turun dari kereta, orang itu menepuk Anda dan menyodorkan handphone Anda sambil berkata "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih." Apa yang akan
Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut, tetapi saya pikir rasa terima kasih yang Anda berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang Anda berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada Anda). Setelah itu mungkin Anda akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3

Marilah kita beralih kepada skenario ketiga. Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, hingga Anda menyadari handphone Anda tidak ada di kantong Anda saat Anda sudah turun dari kereta. Anda pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone Anda, berharap ada orang baik yang menemukan handphone Anda dan bersedia mengembalikannya kepada Anda. Orang yang sejak tadi menemukan handphone Anda (namun tidak memberikannya kepada Anda) menjawab telepon Anda. "Halo, selamat siang mas. Saya pemilik handphone yang ada pada mas sekarang," kata Anda kepada orang yang sangat Anda harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada Anda.
Gayung bersambut, orang yang menemukan handphone Anda berkata, "Oh, ini handphone mas ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar mas ambil di sana nanti ya." Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, Anda pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone Anda yang telah hilang. Apa yang akan Anda lakukan pada orang tersebut? Satu hal yang pasti, Anda akan mengucapkan
terima kasih, dan sepe rti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih Anda pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini Anda akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone Anda tersebut.

Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat. Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, Anda turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone Anda telah hilang, Anda mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya Anda tiba di rumah. Malam harinya, Anda mencoba mengirimkan SMS: "Bapak/Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak/ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak/ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. " SMS pun dikirim dan
tidak ada balasan. Anda sudah putus asa. Anda kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone Anda. Ada begitu banyak nomor telepon teman Anda yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone Anda menjawab SMS Anda, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut. Bagaimana
kira-kira perasaan Anda? Tentunya Anda akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Anda pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone Anda. Apa yang akan Anda berikan kepada orang tersebut? Anda pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin Anda akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan
besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin Anda berikan di skenario ketiga).

Moral

Apa yang Anda dapatkan dari empat skenario cerita di atas? Pada keempat skenario tersebut, Anda sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya. Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih. Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada Anda sesaat sebelum Anda turun dari kereta. Anda berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar. Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada Anda setelah Anda turun dari kereta. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah. Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini. Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada Anda, bukan? Dia adalah orang pada skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat Anda menunggu
beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone Anda tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah orang yang akan Anda berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Anda memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, Anda berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario. Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali. Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta. Pada skenario ketiga, Anda sempat merasakan kehilangan, namun
tidak lama Anda mendapatkan kelegaan dan harapan Anda akan mendapatkan handphone Anda kembali. Pada skenario keempat, Anda sangat merasakan kehilangan itu. Anda mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone Anda, asalkan handphone itu bisa kembali kepada Anda. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan Anda semakin menghargai handphone yang Anda miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang Anda syukuri? Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.
Namun, apakah yang akan terjadi apabila kamma baik yang mendukung kita untuk memiliki segalanya itu telah habis? Bagaimana?
Segalanya akan hilang dari genggaman kita. Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat
bersyukur? Saya rasa sebaiknya tidak. Syukurilah segala yang kita
miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.
Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.
Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.
Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

Continue Reading!

Tuesday, May 12, 2009

Hari Ibu yang Paling Berkesan...

Halo semua, perkenalkan, saya seorang pemuda yang masih berumur 17 tahun.
Saya juga melakukan kegiatan seperti halnya remaja-remaja yang masih tumbuh dan berkembang, bermain game online, nongkrong di kafe-kafe, mall-mall.
Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang hari Ibu yang baru saja lewat kemarin, mungkin bisa dibilang, ini merupakan hari ibu yang paling berkesan bagi saya.


Tanpa ada persiapan apa-apa? Bagaimana nih!!!

Hari ibu kali ini benar-benar sangat tidak terduga. Saya yang pada hari itu seharian sibuk sekali dengan berbagai aktifitas, sampai-sampai saya hampir melupakan hari yang sangat spesial bagi semua ibu di dunia, hari ibu.

Minggu pagi, saya bangun lebih cepat daripada biasanya, karena pada hari Minggu tersebut saya mempunyai acara, berkisar antara pukul 10.00 sampai dengan 15.00.
Dan saya pun mulai mempersiapkan segala sesuatunya, karena kebetulan saya ditunjuk sebagai orang yang mengatur segala kegiatan dalam acara tersebut.

Saya pun sampai pada tempat dimana acara dilakasanakan, satu demi satu kegiatan sudah selesai, dan sampailah kepada akhir kegiatan, dan disinilah tiba-tiba saya teringat kepada ibu saya yang saat ini sedang berada di tempat lain.

Dalam seketika, saya teringat kata-kata dari teman saya, "Eh, nanti loe ngasi apa buat nyokap waktu Mother's Day nanti?"
Teringat ibu saya yang sedang menghadiri suatu acara di tempat yang cukup jauh, tetapi beliau sudah menjanjikan akan pulang jam 18.00. Waktu tinggal sedikit!
Dan saya menjadi gusar seketika! Setengah hari sudah berlalu, tetapi saya masih belum mempersiapkan kejutan apa-apa untuk mama saya yang tercinta.

Langsung saja pada saat itu saya menghubungi adik saya, yang memang pada saat itu lagi senggang, lalu hanya dalam beberapa saat, saya bersama dengan adik saya pun sudah berhasil menyusun acara-acara untuk ibu tercinta, tanpa diketahui beliau tentunya.

Tidak!! Waktu tinggal sedikit!

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00, acara yang diselenggarakan pada hari tersebut semuanya berlangsung dengan lancar, namun yang di luar dugaan saya adalah segala kekotoran yang ditimbulkan oleh tamu-tamu. Dan saya pun harus membersihkan semuanya, tentunya dengan bantuan dari teman-teman saya.

Kendatipun dengan bantuan teman-teman seperjuangan, sewaktu pukul 16.00 kami masih belum bisa membersihkan seluruh isi ruangan, sedangkan saya masih belum membeli semua perlengkapan yang diperlukan untuk membuat kejutan malam nanti.

Apa boleh buat, tugas tetap tugas, harus dilaksanakan dengan baik, lebih baik saya lakukan, daripada terus mengeluh, tidak ada yang pernah didapatkan dari keluhan-keluhan.

Dan pada akhirnya, kami berhasil membersihkan semuanya, namun jam sudah menunjukkan pukul 17.00, dan hujan turun dengan derasnya di luar.

Gawat! Bagimanapun tidak akan bisa sempat untuk membeli segala persiapan untuk kejutan, mama akan pulang dalam 1 jam! Bagaimana mempersiapkan barang-barang yang sebegitu banyaknya? Diluar hujan pula!

Ah! Daripada banyak mikir, lebih baik saya berunding saja dengan adik saya, saya pun bergegas untuk pulang ke rumah, dan di luar dugaan saya, ternyata sepupu-sepupu saya berkumpul di rumah. Mereka yang kebingungan bagaimana ingin merayakan Hari Ibu menghubungi adik saya. Mengetahui saya yang sudah pulang ke rumah pun adik saya memberitahukan kabar ini kepada saya, dan kami semua pun menyusun ulang rencana untuk 'surprise' pada malam nanti, kebetulan ibu mereka juga sedang menghadiri acara yang sama dengan acara yang ibu saya hadiri.

Dan sebuah keajaiban pun terjadi...

Setelah cukup lama berunding dengan para sepupu yang bijaksana, kami semua berhasil mengambil kesimpulan, untuk merayakan hari ibu di sebuah restoran yang cukup terkenal dan terjangkau tentunya.

Tiba-tiba salah satu sepupu saya mencetuskan sebuah ide yang sangat brilian.
"Gimana kalau kita membeli kue tar?"
"Beli kue sih oke oke aja, tapi dimana beli nya? Yang enak? Kocek sih anak ABG-an, emang ada tempat yang pas?"
"Ada! Toko XXXX"
"Masalahnya hujan sekarang ci, mau nyetir kemana-mana juga takut (berhubung mobil saya mobil dengan bahan bakar premium)"
"Gampang! Cari aja tempat yang gak banjir!"
"Ngomong sih gampang ci, coba deh tunjukkin jalannya!"

Setelah terlibat pembicaraan yang cukup panjang, kami pun bergegas untuk membeli kue tar di sebuah toko roti. Sebelum berangkat, kami sempat melirik jam, pukul 17.45!
Ya Tuhan! Bagaimana mungkin masih bisa sempat?
"Gimana nih? Coba deh lu telpon mama udah sampai mana?"

Dan adik saya pun langsung menelepon ibu saya.

Ketika sedang berbicara dengan mama, adik saya menunjukkan ekspresi senang dan menunjukkan angka 2 menggunakan jarinya, seolah ingin mengatakan "Yes! Acara kali ini pasti akan sukses!"

Lalu pembicaraan pun ditutup dengan, "Ingat ya Ma, jangan makan dulu, di rumah banyak sayur nih, takut ngga abis!"

Setelah menutup telepon, saya pun menanyakan kepada adik saya apa yang terjadi.
"Kata Mama disana hujan, jadi mungkin agak lama baru bisa sampai rumah."
Ah! Benar-benar suatu keajaiban yang besar saya rasakan dalam hidup saya, entah sudah berapa lama tidak pernah saya rasakan perasaan senang yang mendalam seperti ini.

Mendengar kata-kata adik saya, saya pun langsung bergegas berangkat untuk membeli kue bersama dengan sepupu-sepupu saya. Dan perjalanan tidak semulus yang kami kira...

Semuanya tidak semudah yang kami bayangkan...

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 ketika kami mulai keluar dari rumah dan menuju toko roti tersebut, namun, perjalanan tidak semudah yang kami pikirkan. Hujan sedang turun dengan lebatnya, dan inilah yang menjadi sumber masalah utama kami, banjir.

Banjir sudah mulai menggenangi jalanan kota yang tidak seberapa ini, dan tentu saja, kami takut! Pasalnya mobil saya adalah mobil berbahan bakar bensin, yang tidak tahan air, sedikit saja kena air.... Dan selesailah rencana kami.
Maka saya, adik saya beserta sepupu-sepupu saya pun segera memikirkan rute-rute jalan yang tidak terkena banjir, dan alhasil, kami sampai di toko roti tersebut dengan selamat.

Tidak lama kami berada di toko roti tersebut, kami segera memilih roti yang paling khas, dengan bentuk hati, dan menuliskan nama 2 orang mama tersayang saya, dan sepupu saya. Setelah proses pemilihan kue tar selesai, kami pun segera kembali ke rumah, takut ketahuan kalau kami diam-diam keluar. Dan perjalanan pulang ke rumah ternyata jauh lebih sulit daripada yang tadi.

Hujan sudah turun lebih lama, dan tentu saja ini yang membuat genangan air di jalanan menjadi semakin tinggi saja. Rumah yang saya tempati jarang terkena serangan banjir, namun kali ini hujan turun dengan sangat lebatnya, seolah-olah ingin menguji ketabahan seorang anak untuk menunjukkan rasa sayang kepada ibunya. Jalanan pulang pun penuh dengan genangan air yang cukup tinggi.

Dan ketegangan semakin terasa ketika saya menelusuri jalan terakhir sebelum mencapai rumah saya, dengan genangan air yang cukup tinggi, mungkin sampai pada lutut anak-anak, jantung saya kembali berdegup kencang ketika memasuki pertengahan jalan, genangan air terlihat semakin tinggi, dan tidak ada jalan balik, yang bisa saya lakukan hanyalah terus mengikuti jalannya, dan berusaha untuk mencari jalan keluar yang lain.

Pada akhirnya kami semua selamat sampai di rumah, jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Kami semua masuk ke dalam kamar dan bergegas mereview kembali rencana kami yang terakhir, yaitu makan di restoran. Selang 15 menit kemudian, mama papa saya dan juga mama papa sepupu saya pulang. Kami yang mengetahui hal tersebut langsung bergegas keluar dari kamar, dan bersiap-siap untuk pergi, memberikan kejutan yang paling indah untuk mama tersayang. Namun.. Semuanya diluar dugaan...


PS: Sampai disini dulu, nanti digi lanjutin postingan secepatnya, selamat menunggu ^^

"Berikan saya 100.000! Besok saya yang ngantri di bengkel 1 jam juga ga-pa-pa!"

Kami semua yang masih diliputi rasa senang segera turun ke bawah. Ketika sampai di bawah, dalam sekejap papa saya dan papa sepupu saya sudah menghilang karena ada undangan makan. Tersisalah para remaja yang sedang antusias untuk membuat kejutan, dan ibu-ibu yang sedang khawatir akan hujan yang begitu derasnya. Tak ayal lagi, skenario terburuk pun bisa terjadi...

Saya yang begitu senang pada saat itu langsung memulai pembicaraan...
"Ma! Keluar makan yuk! Kan hari ini hari ibu! Sekalian ngerayain"
"Hujan-hujan gini mau kemana makan? Dimana-mana banjir, lagian kan di rumah banyak makanan, lagipula..."


Saya yang mendengar kata-kata tersebut langsung menjadi panas.

"Di rumah ngga ada sayur, Ma! Kita tadi sengaja bohongin mama untuk buat kejutan Mama. Kan ini hari ibu! Dari awal emang kita uda niat untuk bikin surprise buat mama, jadi kita bohongin mama biar bisa makan di restoran!"
"Iya, tapi dimana-mana banjir, emang kalian mau makan di restoran apa coba?"
"XXXXXXXXX"
"Dimana-mana jalan macet! Mau ke restoran itu mau jalan mana? Coba kamu kasi tau mama mau lewat jalan mana?! Nanti mobilnya basah siapa yang mau ke bengkel untuk nungguin?"
"Itu kan nanti bisa dipikirin Ma! Tadi aja kami baru pulang dari luar!"


Keadaan menjadi hening sebentar... Saya yang sedang naik darah pun langsung melanjutkan dengan nada tinggi...
"Berikan saya 100.000! Besok saya yang ngantri di bengkel 1 jam juga ga-pa-pa!"

Semuanya serasa hening, mama hanya menatap saya dengan mata yang tajam bercampur sedih, sementara tante sedang meyakinkan anak-anaknya untuk membatalkan acara makan di restoran.
Tadi kami waktu pulang dimana-mana banjir, ngapain sih makan di restoran? Tadi mamanya aja udah makan, semua udah makan, tinggal mama aja yang belum makan"
"Iya, Ma, tadi aja kita juga baru balik, banjirnya ngga parah-parah amat kok", ungkap anaknya dengan nada sedikit jengkel



Namun saya tidak menghiraukan semua pembicaraan itu, waktu serasa berhenti. Dan setitik rasa sesal mulai tertoreh di hati saya, rasanya lebih baik saya memang tidak usah memulai pembicaraan duluan kalau tau begini hasilnya. Saya memang termasuk orang yang gampang emosian, tetapi yang tadi sepertinya tidak biasa, tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulut saya!

Lalu mama pun berpaling, menelusuri tangga untuk naik ke atas dan masuk ke dalam kamar, sementara tante saya dan sepupu saya masih saja terus bertekak, yang berakhir pada pembatalan rencana kami yang sudah tersusun rapi.

Tidak emosi, tidak ada tangis, tidak ada kesedihan lagi yang saya rasakan pada saat itu, saya langsung naik ke atas, masuk ke dalam kamar saya, hendak mengganti baju yang sudah saya pakai sejak tadi, menjadi baju santai. Namun tiba-tiba saja sebuah pemikiran terlintas di benak saya...
"Jangan ganti baju dulu, sepertinya masih ada sedikit harapan..."

Dan pikiran itulah yang mengurungkan niat saya untuk mengganti baju saya, saya kembali turun ke lantai 2 tempat mama saya berada, namun saya masih enggan masuk ke dalam kamar, hingga akhirnya tante keluar dari kamar dan berkata kepada sepupu saya...
"Tadi tante kalian udah makan, semuanya udah makan kok, tinggal mama sendiri aja yang belum, terserah mau masakin mi atau apa juga boleh"
"Yeee... Mama sih udah makan, kami daritadi nungguin mama ama tante sih mau ke restoran makan, rupanya batal, tau gini tadi kita makan dulu ya?"


Tiba-tiba saja muncul sebuah ide brillian dari entah siapa, yang menyuruh kami para anak-anak untuk memasak untuk ibu-ibu pada saat itu. Tentu saja, kami semua kembali menjadi bersemangat!!!

Eng ing eng! Difoto ya! Tuu... Dua... Ti... GA!

Kami pun mulai bergegas untuk menyiapkan segala bahan-bahan makanan yang diperlukan, mulai dari tepung, telur, sampai dengan panci dan minyak. Memasak bukanlah hal yang sulit bagi kami, namun, kalau disuruh masak malam-malam begini, tanpa persiapan dan bahan yang lengkap, tidak bisa dipungkiri memang agak susah. Nasi putih sudah habis, kami pun mulai memutar otak, apa lagi yang bisa dimakan?

MI INSTAN! Sekilas memang terasa tidak enak, namun setelah membongkar seluruh isi kulkas, kami hanya menemukan tahu kering dengan sedikit daging-dagingan, dan memang itulah yang kami olah pada malam itu. Mi instan ditumis dengan sedikit daging, sayur-sayuran dan tahu kering yang kami oleh sedemikian rupa.

Rupanya berdiri di dapur dan memotong sayur bukan pekerjaan yang mudah, saat itu saya memang kebagian pekerjaan memotong saja, dari awal sampai akhir selama 1 jam lebih saya hanya berdiri untuk memotong segala jenis sayur-sayuran, daging-dagingan, sampai cabai yang membuat tangan saya pedas tentunya. Dan akhirnya, setelah 1 jam kami semua belepotan di dapur, selesai juga masakan istimewa dari anak-anak...

Setelah selesai memasak dan menyusun masakan kami, kami pun segera mengambil kue tar yang tadi kami simpan di mobil, lalu menyuruh ibu-ibu keluar, dan...

SURPRISE!!!!!

Suasana langsung saja menjadi riuh dan gaduh, tepuk tangan, dan jeritan untuk para ibu-ibu terasa memeriahkan rumah saya yang sederhana. Lalu kami pun segera mempersilahkan para ibu-ibu untuk memotong kue.. Sebelum itu, adik saya segera menggunakan ponsel barunya untuk mengambil foto-foto mama kami, dan kue tar yang sudah kami beli tentunya.

Difoto ya! Tuu... Dua... Ti... GA!
Ciklet, terdengar suara kamera ponsel adik saya, dan tanpa babibu, kami langsung mempersilahkan mama-mama kami untuk langsung menyantap makanan yang ada, tentu saja karena kami daritadi juga sudah lapar.

Jujur saja saya katakan masakan yang kami buat tidak enak-enak amat, malah terasa hambar. Tetapi, entah apa yang membuat 9 bungkus mi instan yang kami masak habis dilalap oleh 8 orang, mungkin karena perasaan cinta dan semangat yang kami tuangkan saat memasak tadi...

Satu kisah dalam hidup saya pun telah berlalu, sungguh, saya sangat berterima kasih kepada Tuhan atas hari ini, yang mengingatkan saya, betapa susahnya pun kita melewati suatu masalah dalam kehidupan, selalu ada titik terang yang muncul.

Tidak peduli betapa sulitnya masalah yang kita hadapi, selalu ada jalan yang disediakan olehNya.

Tidak peduli jika semua pintu kebahagiaan sudah ditutup, Tuhan tetap akan menyisakan satu pintu harapan untuk kita lalui.

Disini saya dengan tulus mengucapkan kepada semua ibu di Indonesia, bahkan di dunia.

Selamat Hari Ibu!


Continue Reading!

Saturday, May 9, 2009

Selamat Hari Waisak!!!



Selamat Hari Waisak bagi yang merayakan ^^

Semoga umat Buddha dapat meneruskan perjuangan Sang Buddha dalam menyebarkan benih Dharma di dunia :)

Continue Reading!

Friday, May 8, 2009

Medan Kembali Dilanda Gempa!

Setelah gempa yang sangat hebat pada tanggal 26 Desember lalu, kota Medan, Sumatera Utara kembali digetarkan oleh gempa berkekuatan 5,3 skala Ritcher selama 5-7 detik, pada pukul sekitar 20.30 Jumat malam ini, 8 Mei 2009.

Kejadiannya lucu, pas digi lagi bli hape baru di Plaza Medan Fair, toko hpnya lantai 4, otomatis digi naik ke lantai 4, dan anehnya, digi ngga merasakan gempa tersebut sampai digi dikasih tau sama yang jaga toko (cewe semua) dengan gaya mereka yang... swt banget deh pokoknya.

Digi emang sempat panik, dan parahnya, digi hampir mau lari dari toko, padahal perjanjian belinya udah jadi, kotaknya udah dibuka, hapenya udah dites, dan tinggal blom dibayar. Parahnya, digi sempet mau lari, n digi pikir kalau hpnya pas waktu itu di tangan digi, pasti digi langsung kabur ke bawah, wakaka

Gempa tersebut dirasakan cukup kuat juga, n secara beruntung, kami menjadi pelanggan terakhir pada malam itu di toko hape tersebut, pasalnya mereka semua mau tutup toko. Wakakak.. Lucu yah, tapi emang aneh juga kenapa tiba-tiba bisa gempa malam-malam gini.

Sampai sekarang juga blum diketahui ada korban jiwa atau ngga, seharusnya dengan gempa yang ngga begitu kuat itu (digi rasain kuat mgkn karena digi di lantai 4) ngga akan menelan banyak korban jiwa >_< . Setelah ditelusuri, emang ngga ada korban jiwa ^^

Mari kita sama-sama berdoa menurut kepercayaan masing-masing agar ngga ada gempa lagi yach ^^

Sampai ketemu di edisi breaking news pada kesempatan mendatang ^_^

Continue Reading!

Monday, May 4, 2009

Andaikan ada Mesin Waktu...

Halo para pembaca... Digikid lagi senggang nih abis ujian ^^ Jadi digikid coba tulis aja deh, pas kemaren dapat inspirasi...

Kira-kira nich, kalau ada mesin waktu, yang kaya doraemon itu lho... Kalau dikasih kesempatan cuma 1x make, kita mau ngapain yah?

Hmmm.. Tentu aja ini bukan pertanyaan yang mudah, pasalnya kita cm dikasih 1 kesempatan untuk menggunakan mesin waktu ini, beda cerita dong, kalau mesin waktunya kaya punya doraemon tinggal buka laci trus naik, sampai deh ^^

Digi sih sebenarnya secara pribadi juga sempat bingung yah, kira-kira kalau mesin waktunya bisa dinaikin sekali doang, mau diapain yahhH??

Kalau digikid yahh... yah.... mau diapain yah? bingung juga @_@

Mungkin aja digi bakalan balik ke masa lalu untuk melihat, kira-kira waktu Tuhan menurunkan 10 amanat suci ke dunia itu kaya gimana si? Pasti keren banget dong ^^;

Atau mungkin digi mau lihat waktu katanya titisan Buddha lahir ke dunia, tangan ama kakinya ada lambang bulan ama matahari? Wow keren tuh

Atau mungkin digi ngeliatin waktu Sang Buddha lahir, kakinya emang bener yah menapak 7 tapak trus keluar bunga teratainya??

Atau mungkin digi bakalan ngeliat, bener ngga sih Yesus itu bangkit dari kubur setelah meninggal 3 hari?

Atau mungkin digi ngeliat, ehh.. hidup Nabi SAW itu kaya gimana sich? Tampangnya gimana sih?

Atau mungkin digi pengen ngeliat waktu muda mama digi cakepnya kaya gimana, kok sampe papa mauuu XDDDDD

Wahahaha.. Yang jelas, banyak sekali dong keinginan yang terlintas di pikiran kita :D
Mulai dari ini dan itu..

Nah.. Permasalahannya nih kalau cuma dikasih kesempatan sekali, kita mau milih yang mana ^_^

Dari sini kita bisa belajar memprioritaskan pilihan dalam hidup kita ^^

Mungkin kalau mesin waktunya bisa dipake berulang kali, digi bakalan gunain itu mesin waktu untuk hal yang ngga-ngga, misalnya:
ngeliat gimana lucunya digi waktu masih bayi, dsb

Nah, tapi karena kita cm punya 1 kesempatan, mau ngga mau dong kita harus memilih yang paling penting, dan yang paling mepet tentunya ^^

Hidup kita terkadang jg begitu, dihadapkan kepada beberapa pilihan, dan tentunya, kita cuma bisa memilih 1 ^^
Terkadang jalan yang kita pilih itu bukanlah jalan yang mulus-mulus amat.. Kalau saja kita menoleh ke jalan sebelah, mungkin akan tergores sebuah penyesalan, "kok bodoh amat ya tau gini gue tadi ngambil yang di sebelah!"

Tapi apa gunanya sih menyesal? Meskipun hidup ini penuh lika-liku, penuh dengan masalah, penderitaan, kesusahan, tangisan, ada juga kegembiraan, sukacita, tawa riang, toh kita juga harus melewati hidup ini.

Ngga peduli hari ini kita menangis, menyesal, tertawa, sedih, gembira, marah, toh kita juga akan melewati hari ini, dan sampai pada hari esok.

Kalau udah tau begitu, kenapa kita ngga melewati hari-hari kita dengan penuh tawa aja? Daripada kita selalu stress mikirin segala urusan kita, yang bagaimanapun akan segera berlalu ^^

Mungkin kata 'Hidup Cuma Sekali' harus kita hayati benar-benar ^^

Jangan sampai penyesalan dan kesedihan mewarnai seumur hidup kita ^^

Gunakan hak pilih Anda dengan sebaik-baiknya!!! (lho kok jadi pemilu nih ceritanya?) XDDDD

Continue Reading!
 

blogger templates | Make Money Online