Gak terasa sekarang udah berada di Medan lagi. Padahal jika diingat kembali, bayangan ibukota Jakarta itu masih serasa seperti kemarin.Yap. Digi sekarang sudah kembali dari Jakarta tiba di Medan, meninggalkan segudang kenangan yang tak akan terlupakan dalam hidup digi, meninggalkan sejumlah orang yang akan sangat-sangat digi rindukan untuk kurun waktu 1 tahun ke depan. Benar-benar sebuah perjalanan yang letih, menguras tenaga, tetapi kenangan yang datang tidak akan pernah mampu digantikan dengan kenangan yang lain....
Digi tiba di Jakarta pada tanggal 5 Juli 2011, bertepatan dengan hari Selasa. Setelah kami menginjakkan kaki di bandara Soekarno Hatta, waktu juga sudah menunjukkan pukul 22.00. Untung saja sudah ada orang vihara yang sudah siap menjemput kami (syukurlah, meskipun di satu sisi digi merasa kurang enak karena harus membuat orang vihara menunggu sampai satu jam lamanya). Akhirnya digi langsung berangkat untuk nginap di Vihara.
Begitu sampai di vihara, digi langsung melapor kepada Pandita, dan.. yang benar aja, langsung mendengar ada anak Medan (yang berangkat lebih dulu tadi pagi) sakit demam. Langsung bergegas ke atas dan memberikan obat dan air hangat kepadanya. Karena melihat keadaan kamar yang tidak memungkinkan untuk ditempati, digi pun memutuskan untuk tidur di aula besar bersama dengan teman-teman Jakarta lainnya yang sudah tertidur pulas, teman digi pada saat itu adalah Michael, setelah berbincang-bincang selama 1 jam. akhirnya Michael pun tertidur. Tersisalah digi sendiri yang tidak bisa tidur ntah kenapa selama pagi itu....
Sampai kepada hari kedua, ini lah hari dimana kita akan berangkat ke Puncak untuk mengikuti kelas Malaikat keesokan harinya. Pada saat pagi hari digi bangun untuk mengecek yang demam, ternyata demamnya belum mereda. Sehingga dia terpaksa diistirahatkan dalam segala persiapan kegiatan untuk kelas Malaikat nanti. Apa boleh buat, akhirnya kita juga disibukkan dengan latihan paduan suara dan latihan berbaris. Sampai akhirnya kita bersiap-siap untuk makan siang dan akhirnya berangkat ke Puncak (tentu saja tidak meninggalkan anak Medan yang sakit tadi). Setelah sampai di Puncak, ternyata sudah jam 16.00. Kami pun akhirnya diajak oleh panitian kelas Malaikat untuk menuju ke villa dimana kami menginap untuk beristirahat sejenak.
Setelah melepaskan bagasi masing-masing, kami akhirnya bengong, tidak tahu mau ngapain. Beberapa anak mengambil inisiatif untuk menuju ke lapangan depan untuk bermain bola basket, sampai akhirnya beberapa anak dari vihara lain juga ikut bergabung. Setelah melewati permainan beberapa ronde dengan kekalahan vihara digi (anak vihara lain kuat-kuat), akhirnya kami dikoordinasikan untuk menyantap makan malam di vihara, pada waktu ini, anak Medan juga masih demam :(. Akhirnya kami yang bertugas sebagai fasilitator (dari vihara kita ada 2 orang) pun mulai membantu panitia dengan berbagai kesibukan. Sampai akhirnya jam 18.00 kami kembali ke penginapan untuk mandi, dan bersiap-siap untuk berganti pakaian untuk menghadiri rapat fasilitator, dan kemudian che pei khou (proses permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar kegiatan besok dapat berjalan dengan lancar). Sewaktu proses Che Pei Khou inilah dapat terlihat kebesaran dari Yang Maha Kuasa, serta Ikrar Besar dari Bapak Guru dan Ibu Guru Agung, remaja yang berkumpul dari seluruh Indonesia hampir berjumlah 700 orang banyaknya. Semuanya berlutut di depan YMK untuk memohon kelancaran kelas besok.Setelah proses Che Pei Khou, para fasilitator pun akhirnya rapat sekali lagi untuk memperjelas tugas dari fasilitator sendiri.
Get into Thien She Pan Day 1!Pagi hari kita bangun jam 5.30. Lalu dilanjutkan dengan sikat gigi dan cuci muka, hari ini hampir semua anak-anak mengikuti kegiatan Morex (Morning Exercise) yang diadakan pada jam 6.30 pagi. Lalu kita dipandu untukkembali ke tempat penginapan untuk berganti seragam kebesaran pancaran putih yaitu seragam putih dan celana hitam. Setelahnya, anak-anak menuju ke vihara pusat untuk makan pagi. Di saat makan pagi inilah terlihat semua anak-anak dari seluruh Indonesia dengan pakaian yang paling rapi. Setelah menyantap makan siang, kita pun diarahkan untuk menuju aula utama untuk melantunkan paritta dan bersiap-siap untuk mengikuti upacara persembahan buah-buah kepada YMK dan Para Buddha Suci lainnya.Kesan pertama yang didapatkan dari mengikuti persembahan buah-buahan adalah sangat khidmat sekali.
OOOoooohh.. akhirnya setelah dijelaskan oleh pembawa acara, saya jadi mengerti, ternyata sembari di aula utama diadakan kelas Malaikat, di aula sebelah juga diadakan 3 hari sidang dharma pada waktu yang sama, yang pesertanya merupakan orang-orang yang datang dari Daratan Tiongkok. Jumlah pesertanya saya lihat lebih kurang 15 orang. Mereka datang jauh-jauh dari Negeri Bambu untuk mengikuti 3 hari sidang dharma dengan suasana kelas malaikat yang diikuti oleh ratusan orang! Sungguh sebuah gabungan kelas yang sangat luar biasa! Lalu peserta wanita dan pria pun bersama-sama melakukan puja bhakti kepada YMK dan para Buddha Suci. Setelahnya, kita menyanyikan lagu suci dan mendengar sebuah topik makna pembukaan kelas dari Liu TCS.
Kali ini yang datang adalah Ciao Hua Phu Sa (Yun You Ku Niang : Dewi dari alam dewi yang dilintasi pertama kali sejak masa pelintasan tiga alam) dan He Ta Sien (He Sien Ku : satu-satunya wanita yang berhasil membina diri yang masuk ke dalam gabungan 8 dewa) memberi wejangan kepada pandita dan juga para peserta dalam proses menjalani kehidupan dan membina diri.2 Buddha datang selama 2.5 jam lamanya, dan akhirnya kembali ke alam surga. Sekarang sudah menunjukkan kurang lebih pukul 16.00, kita pun siap untuk melanjutkan topik terakhir pada hari pertama ini. Pada saat ini tentu saja saya sudah mengetahui anggota di barisan 10. Awalnya saya cukup senang karena ada 3 orang yang saya kenal (kebetulan berasal dari daerah Medan juga, tapi dari vihara yang berbeda.), sisanya ternyata adalah teman-teman yang berasal dari Batam dan 1 lagi berasal dari daerah Bandung.
Ketika malam tiba, kami yang sudah kembali ke villa masing-masing dengan kelompoknya sendiri, dipandu untuk latihan paduan suara, otomatis digi juga latihan paduan suara. Setelah selesai, kami kembali pulang dan bersiap-siap untuk istirahat. Tentu saja kami tidak lupa untuk mandi, dan sharing dengan teman-teman tentang pengalaman di vihara masing-masing. Dan hari pertama, kita tutup dengan doa, berdoa kepada Tuhan, kepada Guru Agung CiKong, untuk selalu menjadi sandaran bagi kami murid-muridNya di dalam melewati kehidupan pembinaan diri ini.
Perjalanan ke Tien She Pan yang menarik.. memang kali ini berbea dengan yang biasanya.. hari kedua malam saat Lao She datang yang paling buat ak berkesan deh.. berdoa bersama-sama dengan khusyuk.. tuk digi semangat mengupdate data terbaru ya.. Jiayou!!
ReplyDelete