Anak Medan yang masih sakit itu pun kemudian diistirahatkan. Sembari kami latihan bernyanyi bersama :) Latihannya cukup untuk membuat orang lain memberikan kritik-kritik membangun, dan alhasilnya, pada hari keempat lomba paduan suara, tim padus kami tetap saja jelek :(
Perlu lebih banyak dukungan dan perbaikan diri deh.
Setelah itu, kami semua pun lalu kembali ke kamar masing-masing.
Saat itu beberapa digi melihat beberapa dari peserta digi sedang asik mendengarkan cerita dari seorang penceramah (kebetulan asal Medan juga). Tampaknya kumpulan peserta-peserta yang tidak mengikuti latihan padus dari vihara masing-masing cukup menikmati perkenalan mereka terhadap teman-teman antar kelompok :)
Lalu digi pun kemudian meminta kunci kamar dari penceramah (karena dia adalah kepala fasilitator digi) untuk kemudian masuk ke kamar dan mandi. Suasana di daerah kamar sih sejujurnya agak sedikit menyeramkan. Tapi digi tidak bawa takut deh, karena sebetulnya semakin kita berpikiran yang ngga-ngga, ketakutan itu akan semakin nyata. Dalam bahasa Mandarin dikatakan 魔由心生. Iblis berasal dari hati. Jadi digi bawa santai aja (meskipun jujur agak sedikit takut) sewaktu mandi. Hingga akhirnya setelah digi selesai mandi, peserta-peserta yang lain sudah duluan ketuk-ketuk pintu. Ternyata mereka sudah selesai sesi perkenalan dan disuruh untuk kembali ke kamar masing-masing.
Sekarang sampailah kepada tugas digi yang sebenarnya untuk mengingat nama-nama dari peserta digi. Memang pada awalnya lebih sulit, tapi setelah beberapa saat, digi pun sudah lumayan bisa mengingat. Kemudian digi menganjurkan teman-teman yang lain untuk saling berkenalan. Tidak lama kemudian, teman-teman yang mengikuti latihan padus pun pulang. Digi menganjurkan mereka untuk mandi, dan kemudian memulai kembali sesi perkenaalan yang tadinya tertunda.
Sesi perkenalan yang dibawa meliputi:
-Nama
-berasal dari daerah mana
-kapan memohon jalan Ketuhanan
-harapan untuk kelompok ini
ada yang menambahkan cita-cita, ada juga yang menambahkan status ^^
Jujur saja di sesi perkenalan ini digi merasa anak-anak Batam sangat friendly sekali dan sangat kompak. Hanya saja digi sendiri yang kurang bisa mendekatkan diri dengan mereka :(
Malam pertama kami tutup dengan doa yang dipimpin oleh digi sendiri.
Jujur saja karena jarang sekali membawa doa (dan berdoa), untuk berdoa dan mendekatkan diri rasanya sangat kaku, apalagi doa dibawakan dalam bahasa indonesia ^^
Doa berakhir, dan digi mengajak teman-teman untuk sama-sama agar tidak bangun terlalu pagi, karena udara pagi hari sangat dingin dan bisa mengganggu teman-teman yang lain. digi mengajak teman-teman yang ingin membunyikan alarm agar mensettingnya pada pukul 05.30. Ini adalah komitmen kelompok kita bersama ^^
Akhirnya kita juga tiduurrr
Selamat malam~ Selamat tinggal hari pertama~
Hari kedua~
Seperti yang diamandatkan oleh fasilitator kelompok 10, teman-teman menyetting alarm tidak lebih cepat dari jam 05.30, dan ternyata teman-teman memegang komitmen tersebut. KECUALI SATU ORANG. Nah, satu orang ini yang susah, ini kebetulan juga teman fasilitator digi sewaktu di PPJ tahun 2010 kemarin di Medan, asalnya dari kota Brahrang, terletak kurang lebih 1jam perjalanan dari Medan jauhnya. Bicara soal anak yang berinisial F ini, memang agak susah, karena digi juga sudah paham benar sifatnya, sok cantik, yaaa kira-kira itu kata yang cocok untuk diberikan kepadanya.
F ini gak akan tahan kalau seharian gak mandi. "Badan lengket" katanya.
Kembali lagi ke pagi hari, F menyetel alarm pada pukul 05.00, hanya untuk mandi. Nah, kebiasaan buruk lainnya, dia nggak akan pernah bisa mendengar alarmnya sendiri, kecuali dibangunin oleh orang disampingnya, "Heiii F, alarmmu bunyi tuh." Sampai di saat inilah baru dia dengan mata merem mencari-cari BB nya dan mematikan alarmnya.
Setelah melewati tahap demikian, tentu saja, digi terbangun jam 05.00 tadi dan tidak bisa tidur lagi. Akhirnya digi hanya melihat-lihat sekeliling saja, berusaha untuk merem, dan kembali untuk bangun pada jam 05.30. Pada saat ini, yang terbangun hanyalah seorang, yaitu Ko Wendy yang berasal dari Bandung, akhirnya digi mengajak dia untuk gosok gigi dan cuci muka duluan. Untuk teman-teman yang lain, rasanya digi tidak tega untuk membangunkan tidur mereka yang begitu nyenyak.
Sampai pada jam tangan menunjukkan 05.45. Digi baru membangunkan teman-teman yang lain, nahh, disini juga timbul satu masalah. Si F ini kebiasaan bangun siang, jadi tidak bisa dibangunin cepat ^^. Untung saja si F cocok dengan digi, digi sendiri juga cocok dengan si F, sehingga tidak ada kesan sebal dalam membangunkan si F.
Ada lagi seorang yang bernama Ahuat yang berasal dari Batam. Anak ini sangat imut, mungkin karena perawakannya kecil, anak ini selalu menjadi yang terakhir bangun dalam kelompok kami, meskipun sudah dibangunkan berapa kali juga, selalu bangun di atas jam 06.00.
Akhirnya digi hanya bisa bersabar :)
Kembali lagi ke pagi tadi, si F kemudian pun masuk ke toilet dan mandi, tidak tanggung-tanggung, sekali masuk ke toilet, mandinya 15 menit. Bagaimana tidak, langsung saja diprotes oleh teman-teman yang baru bangun dan belum sikat gigi dan cuci muka, sementara mereka sendiri sudah dikejar-kejar oleh digi yang menyatakan bahwa jam 06.30 kita sudah harus berkumpul di lapangan untuk melakukan morex morning exercise.
Akhirnya kami pun terpisah menjadi 2 kelompok untuk melakukan morex, kelompok yang sudah lebih dulu siap, berangkat duluan ke lapangan besar, sedangkan digi bersama dengan teman-teman yang belum siap, dan hanya tersisa 3 orang, F dan kawan-kawan (benar-benar kawan sejati ya) =.="
Akhirnya kami pun sampai ke lapangan hampir telat, tapi untung saja morex belum dimulai :)
singkat cerita morex selesai, dan kami pun kembali ke kamar masing-masing untuk mengganti pakaian dan menuju vihara pusat untuk menyantap sarapan dan mengikuti upacara sien kong persembahan buah-buahan dan khou thou sembah sujud.
Lalu acarapun dilanjutkan dengan menyanyi dan beberapa topik sebelum makan siang.
Kembali lagi, para fasilitator diminta untuk berkumpul pada topik kedua untuk mengadakan rapat dan evaluasi selama 1 hari penuh, masalah apa-apa saja yang dihadapi oleh para fasilitator dengan para peserta. Tampaknya tahun ini peserta cukup "baik" sehingga hanya sedikit fasilitator yang mengemukakan keluhan, kalau adapun, paling hanya berhubungan dengan waktu tidur, dan masalah paling serius di setiap vihara, memegang HP sewaktu mendengarkan ceramah :).
Dalam rapat fasilitator digi juga belajar tentang banyak sekali hal, banyak sekali pembawaan yang baru dalam membuka rapat, yang bisa dijadikan panduan ke depannya.
Singkat cerita rapat telah selesai, dan kami pun kembali ke atas untuk mengikuti topik-topik selanjutnya, makan siang, kemudian masuk ke acara gerak dan lagu. gerak dan lagu pada siang ini dipimpin oleh teman-teman pendahulu yang berasal dari Taiwan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, gerak dan lagu yang dipimpin oleh mereka selalu menjadi semangat bagi para peserta, karena gerakan yang dibawa cukup unik, mudah untuk diikuti, dan yang terpenting adalah lucu.
Setelah gerak dan lagu selesai dan para peserta kembali duduk di tempat masing-masing, tampak banyak sekali peserta yang mengipas-ngipas diri sendiri dengan menggunakan buku catatan. Dari sini digi bisa melihat bahwa teman-teman Taiwan sungguh luar biasa. Bahkan di daerah Puncak yang sejuk, mereka sanggup memanaskan hawa yang berada di ruangan tersebut!
Setelah para peserta sudah semangat, kita semua lalu menenangkan hati dengan menyanyikan lagu suci. Setelah menyanyikan lagu suci dilanjutkan lagi dengan sbuah topik, topik terakhir pada hari tersebut. Setelah topik terakhir siap, kita semua pun kembali beristirahat. Jam dinding sudah menunjukkan kurang lebih pukul 15.00.
Setelah istirahat selama kurang lebih 10 menit, digi memutuskan untuk kembali ke aula utama, karena digi tau, sebentar lagi pasti Para Buddha akan meminjam raga, biasanya Para Buddha akan meminjam raga pada jam segini. Ternyata benar, tidak lama kemudian, datanglah TriDuta ke aula utama :)
Ternyata memang para Buddha sudah meminjam raga TriDuta untuk memberikan nasehat kepada kita. Yang datang kali ini adalah Guru Suci kita, Buddha yang memegang mandat pelintasan umum 3 alam, Guru Hidup CiKung, dan yang 1 lagi adalah Thai Ce She Siong, atau yang lebih umum dikenal sebagai Na Cha.
Ketika Laoshe (Guru) datang, tampak semua Pandita tersenyum. Dari sini terlihat bahwa Laoshe memang mempunyai jodoh dengan murid-muridnya. Bahkan digi sendiri juga merasa sangat senang bisa berkumpul kembali dengan Sang Guru.
Laose dan Thai Ce She Siong banyak memberikan wejangan dan nasehat untuk kita para murid-muridnya. LaoShe juga kemudian memanggil beberapa dari pendahulu untuk diberikan nasehat khusus.
Kemudian pada pukul 19.00. LaoShe membimbing kita semua untuk mengadakan doa bersama.
Digi agak terkejut karena baru pertama kali digi mengikuti doa bersama, yang dipimpin oleh tidak lain tidak bukan adalah Sang Guru Penerang!
Dalam membawakan doa dan perenungan, LaoShe sangat serius! Sama sekali tidak terlihat ke'gila'an LaoSe seperti biasanya.
Laose juga berpesan agar kita semua lebih banyak melakukan hal yang baik, agar bencana bisa terhindar dari negara Indonesia ini.
Dibawah pimpinan Laose, semua peserta, pengabdi, dan juga para pandita bersama-sama menyanyikan sebuah lagu "ChiTao" yang berarti "Doa" sebanyak 21 bait.
Dalam menyanyikan lagu ini LaoShe berulang-ulang berpesan kepada kita murid-muridNya agar tidak memikirkan hal-hal yang lain dan terfokus untuk berdoa kepada LaoMu Yang Maha Kuasa untuk memohon agar dunia dan Indonesia pada khususnya bisa terhindar dari bencana.
Terakhir, LaoShe mengatakan kepada kita untuk tetap menjaga kejernihan pikiran dan tidak memikirkan hal-hal yang lain selama menyanyikan lagu ChiTao untuk yang kedua kalinya.
Monday, July 25, 2011
Thien She Pan 2011 (ii)
Wednesday, July 13, 2011
Thien She Pan 2011
Gak terasa sekarang udah berada di Medan lagi. Padahal jika diingat kembali, bayangan ibukota Jakarta itu masih serasa seperti kemarin.Yap. Digi sekarang sudah kembali dari Jakarta tiba di Medan, meninggalkan segudang kenangan yang tak akan terlupakan dalam hidup digi, meninggalkan sejumlah orang yang akan sangat-sangat digi rindukan untuk kurun waktu 1 tahun ke depan. Benar-benar sebuah perjalanan yang letih, menguras tenaga, tetapi kenangan yang datang tidak akan pernah mampu digantikan dengan kenangan yang lain....
Digi tiba di Jakarta pada tanggal 5 Juli 2011, bertepatan dengan hari Selasa. Setelah kami menginjakkan kaki di bandara Soekarno Hatta, waktu juga sudah menunjukkan pukul 22.00. Untung saja sudah ada orang vihara yang sudah siap menjemput kami (syukurlah, meskipun di satu sisi digi merasa kurang enak karena harus membuat orang vihara menunggu sampai satu jam lamanya). Akhirnya digi langsung berangkat untuk nginap di Vihara.
Begitu sampai di vihara, digi langsung melapor kepada Pandita, dan.. yang benar aja, langsung mendengar ada anak Medan (yang berangkat lebih dulu tadi pagi) sakit demam. Langsung bergegas ke atas dan memberikan obat dan air hangat kepadanya. Karena melihat keadaan kamar yang tidak memungkinkan untuk ditempati, digi pun memutuskan untuk tidur di aula besar bersama dengan teman-teman Jakarta lainnya yang sudah tertidur pulas, teman digi pada saat itu adalah Michael, setelah berbincang-bincang selama 1 jam. akhirnya Michael pun tertidur. Tersisalah digi sendiri yang tidak bisa tidur ntah kenapa selama pagi itu....
Sampai kepada hari kedua, ini lah hari dimana kita akan berangkat ke Puncak untuk mengikuti kelas Malaikat keesokan harinya. Pada saat pagi hari digi bangun untuk mengecek yang demam, ternyata demamnya belum mereda. Sehingga dia terpaksa diistirahatkan dalam segala persiapan kegiatan untuk kelas Malaikat nanti. Apa boleh buat, akhirnya kita juga disibukkan dengan latihan paduan suara dan latihan berbaris. Sampai akhirnya kita bersiap-siap untuk makan siang dan akhirnya berangkat ke Puncak (tentu saja tidak meninggalkan anak Medan yang sakit tadi). Setelah sampai di Puncak, ternyata sudah jam 16.00. Kami pun akhirnya diajak oleh panitian kelas Malaikat untuk menuju ke villa dimana kami menginap untuk beristirahat sejenak.
Setelah melepaskan bagasi masing-masing, kami akhirnya bengong, tidak tahu mau ngapain. Beberapa anak mengambil inisiatif untuk menuju ke lapangan depan untuk bermain bola basket, sampai akhirnya beberapa anak dari vihara lain juga ikut bergabung. Setelah melewati permainan beberapa ronde dengan kekalahan vihara digi (anak vihara lain kuat-kuat), akhirnya kami dikoordinasikan untuk menyantap makan malam di vihara, pada waktu ini, anak Medan juga masih demam :(. Akhirnya kami yang bertugas sebagai fasilitator (dari vihara kita ada 2 orang) pun mulai membantu panitia dengan berbagai kesibukan. Sampai akhirnya jam 18.00 kami kembali ke penginapan untuk mandi, dan bersiap-siap untuk berganti pakaian untuk menghadiri rapat fasilitator, dan kemudian che pei khou (proses permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar kegiatan besok dapat berjalan dengan lancar). Sewaktu proses Che Pei Khou inilah dapat terlihat kebesaran dari Yang Maha Kuasa, serta Ikrar Besar dari Bapak Guru dan Ibu Guru Agung, remaja yang berkumpul dari seluruh Indonesia hampir berjumlah 700 orang banyaknya. Semuanya berlutut di depan YMK untuk memohon kelancaran kelas besok.Setelah proses Che Pei Khou, para fasilitator pun akhirnya rapat sekali lagi untuk memperjelas tugas dari fasilitator sendiri.
Get into Thien She Pan Day 1!Pagi hari kita bangun jam 5.30. Lalu dilanjutkan dengan sikat gigi dan cuci muka, hari ini hampir semua anak-anak mengikuti kegiatan Morex (Morning Exercise) yang diadakan pada jam 6.30 pagi. Lalu kita dipandu untukkembali ke tempat penginapan untuk berganti seragam kebesaran pancaran putih yaitu seragam putih dan celana hitam. Setelahnya, anak-anak menuju ke vihara pusat untuk makan pagi. Di saat makan pagi inilah terlihat semua anak-anak dari seluruh Indonesia dengan pakaian yang paling rapi. Setelah menyantap makan siang, kita pun diarahkan untuk menuju aula utama untuk melantunkan paritta dan bersiap-siap untuk mengikuti upacara persembahan buah-buah kepada YMK dan Para Buddha Suci lainnya.Kesan pertama yang didapatkan dari mengikuti persembahan buah-buahan adalah sangat khidmat sekali.
OOOoooohh.. akhirnya setelah dijelaskan oleh pembawa acara, saya jadi mengerti, ternyata sembari di aula utama diadakan kelas Malaikat, di aula sebelah juga diadakan 3 hari sidang dharma pada waktu yang sama, yang pesertanya merupakan orang-orang yang datang dari Daratan Tiongkok. Jumlah pesertanya saya lihat lebih kurang 15 orang. Mereka datang jauh-jauh dari Negeri Bambu untuk mengikuti 3 hari sidang dharma dengan suasana kelas malaikat yang diikuti oleh ratusan orang! Sungguh sebuah gabungan kelas yang sangat luar biasa! Lalu peserta wanita dan pria pun bersama-sama melakukan puja bhakti kepada YMK dan para Buddha Suci. Setelahnya, kita menyanyikan lagu suci dan mendengar sebuah topik makna pembukaan kelas dari Liu TCS.
Kali ini yang datang adalah Ciao Hua Phu Sa (Yun You Ku Niang : Dewi dari alam dewi yang dilintasi pertama kali sejak masa pelintasan tiga alam) dan He Ta Sien (He Sien Ku : satu-satunya wanita yang berhasil membina diri yang masuk ke dalam gabungan 8 dewa) memberi wejangan kepada pandita dan juga para peserta dalam proses menjalani kehidupan dan membina diri.2 Buddha datang selama 2.5 jam lamanya, dan akhirnya kembali ke alam surga. Sekarang sudah menunjukkan kurang lebih pukul 16.00, kita pun siap untuk melanjutkan topik terakhir pada hari pertama ini. Pada saat ini tentu saja saya sudah mengetahui anggota di barisan 10. Awalnya saya cukup senang karena ada 3 orang yang saya kenal (kebetulan berasal dari daerah Medan juga, tapi dari vihara yang berbeda.), sisanya ternyata adalah teman-teman yang berasal dari Batam dan 1 lagi berasal dari daerah Bandung.
Ketika malam tiba, kami yang sudah kembali ke villa masing-masing dengan kelompoknya sendiri, dipandu untuk latihan paduan suara, otomatis digi juga latihan paduan suara. Setelah selesai, kami kembali pulang dan bersiap-siap untuk istirahat. Tentu saja kami tidak lupa untuk mandi, dan sharing dengan teman-teman tentang pengalaman di vihara masing-masing. Dan hari pertama, kita tutup dengan doa, berdoa kepada Tuhan, kepada Guru Agung CiKong, untuk selalu menjadi sandaran bagi kami murid-muridNya di dalam melewati kehidupan pembinaan diri ini.