Halo semua, perkenalkan, saya seorang pemuda yang masih berumur 17 tahun.
Saya juga melakukan kegiatan seperti halnya remaja-remaja yang masih tumbuh dan berkembang, bermain game online, nongkrong di kafe-kafe, mall-mall.
Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang hari Ibu yang baru saja lewat kemarin, mungkin bisa dibilang, ini merupakan hari ibu yang paling berkesan bagi saya.
Tanpa ada persiapan apa-apa? Bagaimana nih!!!
Hari ibu kali ini benar-benar sangat tidak terduga. Saya yang pada hari itu seharian sibuk sekali dengan berbagai aktifitas, sampai-sampai saya hampir melupakan hari yang sangat spesial bagi semua ibu di dunia, hari ibu.
Minggu pagi, saya bangun lebih cepat daripada biasanya, karena pada hari Minggu tersebut saya mempunyai acara, berkisar antara pukul 10.00 sampai dengan 15.00.
Dan saya pun mulai mempersiapkan segala sesuatunya, karena kebetulan saya ditunjuk sebagai orang yang mengatur segala kegiatan dalam acara tersebut.
Saya pun sampai pada tempat dimana acara dilakasanakan, satu demi satu kegiatan sudah selesai, dan sampailah kepada akhir kegiatan, dan disinilah tiba-tiba saya teringat kepada ibu saya yang saat ini sedang berada di tempat lain.
Dalam seketika, saya teringat kata-kata dari teman saya, "Eh, nanti loe ngasi apa buat nyokap waktu Mother's Day nanti?"
Teringat ibu saya yang sedang menghadiri suatu acara di tempat yang cukup jauh, tetapi beliau sudah menjanjikan akan pulang jam 18.00. Waktu tinggal sedikit!
Dan saya menjadi gusar seketika! Setengah hari sudah berlalu, tetapi saya masih belum mempersiapkan kejutan apa-apa untuk mama saya yang tercinta.
Langsung saja pada saat itu saya menghubungi adik saya, yang memang pada saat itu lagi senggang, lalu hanya dalam beberapa saat, saya bersama dengan adik saya pun sudah berhasil menyusun acara-acara untuk ibu tercinta, tanpa diketahui beliau tentunya.
Tidak!! Waktu tinggal sedikit!
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00, acara yang diselenggarakan pada hari tersebut semuanya berlangsung dengan lancar, namun yang di luar dugaan saya adalah segala kekotoran yang ditimbulkan oleh tamu-tamu. Dan saya pun harus membersihkan semuanya, tentunya dengan bantuan dari teman-teman saya.
Kendatipun dengan bantuan teman-teman seperjuangan, sewaktu pukul 16.00 kami masih belum bisa membersihkan seluruh isi ruangan, sedangkan saya masih belum membeli semua perlengkapan yang diperlukan untuk membuat kejutan malam nanti.
Apa boleh buat, tugas tetap tugas, harus dilaksanakan dengan baik, lebih baik saya lakukan, daripada terus mengeluh, tidak ada yang pernah didapatkan dari keluhan-keluhan.
Dan pada akhirnya, kami berhasil membersihkan semuanya, namun jam sudah menunjukkan pukul 17.00, dan hujan turun dengan derasnya di luar.
Gawat! Bagimanapun tidak akan bisa sempat untuk membeli segala persiapan untuk kejutan, mama akan pulang dalam 1 jam! Bagaimana mempersiapkan barang-barang yang sebegitu banyaknya? Diluar hujan pula!
Ah! Daripada banyak mikir, lebih baik saya berunding saja dengan adik saya, saya pun bergegas untuk pulang ke rumah, dan di luar dugaan saya, ternyata sepupu-sepupu saya berkumpul di rumah. Mereka yang kebingungan bagaimana ingin merayakan Hari Ibu menghubungi adik saya. Mengetahui saya yang sudah pulang ke rumah pun adik saya memberitahukan kabar ini kepada saya, dan kami semua pun menyusun ulang rencana untuk 'surprise' pada malam nanti, kebetulan ibu mereka juga sedang menghadiri acara yang sama dengan acara yang ibu saya hadiri.
Dan sebuah keajaiban pun terjadi...
Setelah cukup lama berunding dengan para sepupu yang bijaksana, kami semua berhasil mengambil kesimpulan, untuk merayakan hari ibu di sebuah restoran yang cukup terkenal dan terjangkau tentunya.
Tiba-tiba salah satu sepupu saya mencetuskan sebuah ide yang sangat brilian.
"Gimana kalau kita membeli kue tar?"
"Beli kue sih oke oke aja, tapi dimana beli nya? Yang enak? Kocek sih anak ABG-an, emang ada tempat yang pas?"
"Ada! Toko XXXX"
"Masalahnya hujan sekarang ci, mau nyetir kemana-mana juga takut (berhubung mobil saya mobil dengan bahan bakar premium)"
"Gampang! Cari aja tempat yang gak banjir!"
"Ngomong sih gampang ci, coba deh tunjukkin jalannya!"
Setelah terlibat pembicaraan yang cukup panjang, kami pun bergegas untuk membeli kue tar di sebuah toko roti. Sebelum berangkat, kami sempat melirik jam, pukul 17.45!
Ya Tuhan! Bagaimana mungkin masih bisa sempat?
"Gimana nih? Coba deh lu telpon mama udah sampai mana?"
Dan adik saya pun langsung menelepon ibu saya.
Ketika sedang berbicara dengan mama, adik saya menunjukkan ekspresi senang dan menunjukkan angka 2 menggunakan jarinya, seolah ingin mengatakan "Yes! Acara kali ini pasti akan sukses!"
Lalu pembicaraan pun ditutup dengan, "Ingat ya Ma, jangan makan dulu, di rumah banyak sayur nih, takut ngga abis!"
Setelah menutup telepon, saya pun menanyakan kepada adik saya apa yang terjadi.
"Kata Mama disana hujan, jadi mungkin agak lama baru bisa sampai rumah."
Ah! Benar-benar suatu keajaiban yang besar saya rasakan dalam hidup saya, entah sudah berapa lama tidak pernah saya rasakan perasaan senang yang mendalam seperti ini.
Mendengar kata-kata adik saya, saya pun langsung bergegas berangkat untuk membeli kue bersama dengan sepupu-sepupu saya. Dan perjalanan tidak semulus yang kami kira...
Semuanya tidak semudah yang kami bayangkan...
Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 ketika kami mulai keluar dari rumah dan menuju toko roti tersebut, namun, perjalanan tidak semudah yang kami pikirkan. Hujan sedang turun dengan lebatnya, dan inilah yang menjadi sumber masalah utama kami, banjir.
Banjir sudah mulai menggenangi jalanan kota yang tidak seberapa ini, dan tentu saja, kami takut! Pasalnya mobil saya adalah mobil berbahan bakar bensin, yang tidak tahan air, sedikit saja kena air.... Dan selesailah rencana kami.
Maka saya, adik saya beserta sepupu-sepupu saya pun segera memikirkan rute-rute jalan yang tidak terkena banjir, dan alhasil, kami sampai di toko roti tersebut dengan selamat.
Tidak lama kami berada di toko roti tersebut, kami segera memilih roti yang paling khas, dengan bentuk hati, dan menuliskan nama 2 orang mama tersayang saya, dan sepupu saya. Setelah proses pemilihan kue tar selesai, kami pun segera kembali ke rumah, takut ketahuan kalau kami diam-diam keluar. Dan perjalanan pulang ke rumah ternyata jauh lebih sulit daripada yang tadi.
Hujan sudah turun lebih lama, dan tentu saja ini yang membuat genangan air di jalanan menjadi semakin tinggi saja. Rumah yang saya tempati jarang terkena serangan banjir, namun kali ini hujan turun dengan sangat lebatnya, seolah-olah ingin menguji ketabahan seorang anak untuk menunjukkan rasa sayang kepada ibunya. Jalanan pulang pun penuh dengan genangan air yang cukup tinggi.
Dan ketegangan semakin terasa ketika saya menelusuri jalan terakhir sebelum mencapai rumah saya, dengan genangan air yang cukup tinggi, mungkin sampai pada lutut anak-anak, jantung saya kembali berdegup kencang ketika memasuki pertengahan jalan, genangan air terlihat semakin tinggi, dan tidak ada jalan balik, yang bisa saya lakukan hanyalah terus mengikuti jalannya, dan berusaha untuk mencari jalan keluar yang lain.
Pada akhirnya kami semua selamat sampai di rumah, jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Kami semua masuk ke dalam kamar dan bergegas mereview kembali rencana kami yang terakhir, yaitu makan di restoran. Selang 15 menit kemudian, mama papa saya dan juga mama papa sepupu saya pulang. Kami yang mengetahui hal tersebut langsung bergegas keluar dari kamar, dan bersiap-siap untuk pergi, memberikan kejutan yang paling indah untuk mama tersayang. Namun.. Semuanya diluar dugaan...
PS: Sampai disini dulu, nanti digi lanjutin postingan secepatnya, selamat menunggu ^^
"Berikan saya 100.000! Besok saya yang ngantri di bengkel 1 jam juga ga-pa-pa!"
Kami semua yang masih diliputi rasa senang segera turun ke bawah. Ketika sampai di bawah, dalam sekejap papa saya dan papa sepupu saya sudah menghilang karena ada undangan makan. Tersisalah para remaja yang sedang antusias untuk membuat kejutan, dan ibu-ibu yang sedang khawatir akan hujan yang begitu derasnya. Tak ayal lagi, skenario terburuk pun bisa terjadi...
Saya yang begitu senang pada saat itu langsung memulai pembicaraan...
"Ma! Keluar makan yuk! Kan hari ini hari ibu! Sekalian ngerayain"
"Hujan-hujan gini mau kemana makan? Dimana-mana banjir, lagian kan di rumah banyak makanan, lagipula..."
Saya yang mendengar kata-kata tersebut langsung menjadi panas.
"Di rumah ngga ada sayur, Ma! Kita tadi sengaja bohongin mama untuk buat kejutan Mama. Kan ini hari ibu! Dari awal emang kita uda niat untuk bikin surprise buat mama, jadi kita bohongin mama biar bisa makan di restoran!"
"Iya, tapi dimana-mana banjir, emang kalian mau makan di restoran apa coba?"
"XXXXXXXXX"
"Dimana-mana jalan macet! Mau ke restoran itu mau jalan mana? Coba kamu kasi tau mama mau lewat jalan mana?! Nanti mobilnya basah siapa yang mau ke bengkel untuk nungguin?"
"Itu kan nanti bisa dipikirin Ma! Tadi aja kami baru pulang dari luar!"
Keadaan menjadi hening sebentar... Saya yang sedang naik darah pun langsung melanjutkan dengan nada tinggi...
"Berikan saya 100.000! Besok saya yang ngantri di bengkel 1 jam juga ga-pa-pa!"
Semuanya serasa hening, mama hanya menatap saya dengan mata yang tajam bercampur sedih, sementara tante sedang meyakinkan anak-anaknya untuk membatalkan acara makan di restoran.
Tadi kami waktu pulang dimana-mana banjir, ngapain sih makan di restoran? Tadi mamanya aja udah makan, semua udah makan, tinggal mama aja yang belum makan"
"Iya, Ma, tadi aja kita juga baru balik, banjirnya ngga parah-parah amat kok", ungkap anaknya dengan nada sedikit jengkel
Namun saya tidak menghiraukan semua pembicaraan itu, waktu serasa berhenti. Dan setitik rasa sesal mulai tertoreh di hati saya, rasanya lebih baik saya memang tidak usah memulai pembicaraan duluan kalau tau begini hasilnya. Saya memang termasuk orang yang gampang emosian, tetapi yang tadi sepertinya tidak biasa, tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulut saya!
Lalu mama pun berpaling, menelusuri tangga untuk naik ke atas dan masuk ke dalam kamar, sementara tante saya dan sepupu saya masih saja terus bertekak, yang berakhir pada pembatalan rencana kami yang sudah tersusun rapi.
Tidak emosi, tidak ada tangis, tidak ada kesedihan lagi yang saya rasakan pada saat itu, saya langsung naik ke atas, masuk ke dalam kamar saya, hendak mengganti baju yang sudah saya pakai sejak tadi, menjadi baju santai. Namun tiba-tiba saja sebuah pemikiran terlintas di benak saya...
"Jangan ganti baju dulu, sepertinya masih ada sedikit harapan..."
Dan pikiran itulah yang mengurungkan niat saya untuk mengganti baju saya, saya kembali turun ke lantai 2 tempat mama saya berada, namun saya masih enggan masuk ke dalam kamar, hingga akhirnya tante keluar dari kamar dan berkata kepada sepupu saya...
"Tadi tante kalian udah makan, semuanya udah makan kok, tinggal mama sendiri aja yang belum, terserah mau masakin mi atau apa juga boleh"
"Yeee... Mama sih udah makan, kami daritadi nungguin mama ama tante sih mau ke restoran makan, rupanya batal, tau gini tadi kita makan dulu ya?"
Tiba-tiba saja muncul sebuah ide brillian dari entah siapa, yang menyuruh kami para anak-anak untuk memasak untuk ibu-ibu pada saat itu. Tentu saja, kami semua kembali menjadi bersemangat!!!
Eng ing eng! Difoto ya! Tuu... Dua... Ti... GA!
Kami pun mulai bergegas untuk menyiapkan segala bahan-bahan makanan yang diperlukan, mulai dari tepung, telur, sampai dengan panci dan minyak. Memasak bukanlah hal yang sulit bagi kami, namun, kalau disuruh masak malam-malam begini, tanpa persiapan dan bahan yang lengkap, tidak bisa dipungkiri memang agak susah. Nasi putih sudah habis, kami pun mulai memutar otak, apa lagi yang bisa dimakan?
MI INSTAN! Sekilas memang terasa tidak enak, namun setelah membongkar seluruh isi kulkas, kami hanya menemukan tahu kering dengan sedikit daging-dagingan, dan memang itulah yang kami olah pada malam itu. Mi instan ditumis dengan sedikit daging, sayur-sayuran dan tahu kering yang kami oleh sedemikian rupa.
Rupanya berdiri di dapur dan memotong sayur bukan pekerjaan yang mudah, saat itu saya memang kebagian pekerjaan memotong saja, dari awal sampai akhir selama 1 jam lebih saya hanya berdiri untuk memotong segala jenis sayur-sayuran, daging-dagingan, sampai cabai yang membuat tangan saya pedas tentunya. Dan akhirnya, setelah 1 jam kami semua belepotan di dapur, selesai juga masakan istimewa dari anak-anak...
Setelah selesai memasak dan menyusun masakan kami, kami pun segera mengambil kue tar yang tadi kami simpan di mobil, lalu menyuruh ibu-ibu keluar, dan...
SURPRISE!!!!!
Suasana langsung saja menjadi riuh dan gaduh, tepuk tangan, dan jeritan untuk para ibu-ibu terasa memeriahkan rumah saya yang sederhana. Lalu kami pun segera mempersilahkan para ibu-ibu untuk memotong kue.. Sebelum itu, adik saya segera menggunakan ponsel barunya untuk mengambil foto-foto mama kami, dan kue tar yang sudah kami beli tentunya.
Difoto ya! Tuu... Dua... Ti... GA!
Ciklet, terdengar suara kamera ponsel adik saya, dan tanpa babibu, kami langsung mempersilahkan mama-mama kami untuk langsung menyantap makanan yang ada, tentu saja karena kami daritadi juga sudah lapar.
Jujur saja saya katakan masakan yang kami buat tidak enak-enak amat, malah terasa hambar. Tetapi, entah apa yang membuat 9 bungkus mi instan yang kami masak habis dilalap oleh 8 orang, mungkin karena perasaan cinta dan semangat yang kami tuangkan saat memasak tadi...
Satu kisah dalam hidup saya pun telah berlalu, sungguh, saya sangat berterima kasih kepada Tuhan atas hari ini, yang mengingatkan saya, betapa susahnya pun kita melewati suatu masalah dalam kehidupan, selalu ada titik terang yang muncul.
Tidak peduli betapa sulitnya masalah yang kita hadapi, selalu ada jalan yang disediakan olehNya.
Tidak peduli jika semua pintu kebahagiaan sudah ditutup, Tuhan tetap akan menyisakan satu pintu harapan untuk kita lalui.
Disini saya dengan tulus mengucapkan kepada semua ibu di Indonesia, bahkan di dunia.
Selamat Hari Ibu!
Digikid is available in Chinese and English now!!
Digikid sudah ada dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris lho ^^
Tuesday, May 12, 2009
Hari Ibu yang Paling Berkesan...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ceritanya sedih :(
ReplyDeletemu qin jie kuai le..
ReplyDeletejangan mudah banget emosian o..
gai bian zi ji ba!!
jia you!!
hohoho... xie xie....
ReplyDeletepohon ingin tenang tetapi angin tidak pernah berhenti berhembus
ReplyDeleteanak ingin berbakti tetapi orang tua tiada disisi
waw.. puitis sekali >_< xie2
ReplyDelete