Tong tong!~~~~~
Di dunia sekarang ini, gak jarang kita mendengar kata-kata seperti ini dari para orangtua, "Wah.. Anak kamu pinter yah, disuruh apa-apa mau, setiap hari temenin kalian di rumah, memang bener-bener anak yang berbakti, ngga seperti anak saya....
Setiap hari keluyuran ntah kemana, disuruh belajar ogah-ogahan... Dewasa nanti mau jadi apa dia?"
Kerisauan seperti ini memang sudah menjadi konsumsi sehari-hari orangtua di zaman sekarang. Para orangtua takut anaknya nanti setelah besar tidak tahu kata "berbakti"...
Cerita di bawah ini mungkin bisa menjadi sedikit inspirasi bagi para orang tua sekalian di dalam mendidik anaknya..
Suatu hari suami saya rapat dengan beberapa rekan bisnisnya yang kebetulan mereka sudah mendekati usia 60 tahun dan dikaruniai beberapa orang cucu. Di sela-sela pembicaraan serius tentang bisnis, para kakek yang masih aktif itu sempat juga berbagi pengalaman tentang kehidupan keluarga di masa senja usia.
Suami saya yang kebetulan paling muda dan masih mempunyai anak balita, mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, dan untuk itu saya merasa berterima kasih kepada rekan-rekan bisnisnya tersebut. Mengapa? Inilah kira-kira kisah mereka.
Salah satu dari mereka kebetulan akan ke Bali untuk urusan bisnis, dan minta tolong diatur tiket kepulangannya melalui Surabaya karena akan singgah kerumah anaknya yang bekerja di sana ..
Di situlah awal pembicaraan "menyimpang" dimulai. Ia mengeluh,
"Susah anak saya ini, masak sih untuk bertemu bapaknya saja sulitnya bukan main."
"Kalau saya telepon dulu, pasti nanti dia akan berkata jangan datang sekarang karena masih banyak urusan. Lebih baik datang saja tiba-tiba, yang penting saya bisa lihat cucu."
Kemudian itu ditimpali oleh rekan yang lain.
"Kalau Anda jarang bertemu dengan anak karena beda kota, itu masih dapat dimengerti," katanya.
"Anak saya yang tinggal satu kota saja, harus pakai perjanjian segala kalau ingin bertemu."
"Saya dan istri kadang-kadang merasa begitu kesepian, karena kedua anak saya jarang berkunjung, paling-paling hanya telepon."
Ada lagi yang berbagi kesedihannya, ketika ia dan istrinya mengengok anak laki-lakinya, yang istrinya baru melahirkan di salah satu kota di Amerika.
Ketika sampai dan baru saja memasuki rumah anaknya, sang anak sudah bertanya,"Kapan Ayah dan Ibu kembali ke Indonesia?"
"Bayangkan! Kami menempuh perjalanan hampir dua hari, belum sempat istirahat sudah ditanya kapan pulang."
Apa yang digambarkan suami saya tentang mereka, adalah rasa kegetiran dan kesepian yang tengah melanda mereka di hari tua. Padahal mereka adalah para profesional yang begitu berhasil dalam kariernya.
Suami saya bertanya,
"Apakah suatu saat kita juga akan mengalami hidup seperti mereka?"
Untuk menjawab itu, saya sodorkan kepada suami saya sebuah syair lagu berjudul Cat's In the Cradle karya Harry Chapin. Beberapa cuplikan syair tersebut saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia agar relevan untuk konteks Indonesia ..
Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai 'tak ingat kapan pertama kali ia belajar melangkah. Pun kapan ia belajar bicara dan mulai lucu bertingkah.
Namun aku tahu betul ia pernah berkata,
"Aku akan menjadi seperti Ayah kelak"
"Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak"
"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluh; Ia berkata,
"Terima kasih atas hadiah bolanya Ayah, wah ... kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola"
"Tentu saja 'Nak, tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan sekarang"
Ia hanya berkata, "Oh ...."
Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, "Aku akan seperti ayahku. Ya, betul aku akan sepertinya"
"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu aja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliah; Begitu gagahnya ia, dan aku memanggilnya, "Nak, aku bangga sekali denganmu, duduklah sebentar dengan Ayah"
Dia menengok sebentar sambil tersenyum,"Ayah, yang aku perlu sekarang adalah meminjam mobil, mana kuncinya?"
"Sampai bertemu nanti Ayah, aku ada janji dengan kawan"
"Nak, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Yah, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Aku sudah lama pensiun, dan anakku sudah lama pergi dari rumah;
Suatu saat aku meneleponnya.
"Aku ingin bertemu denganmu, Nak"
Ia bilang,"Tentu saja aku senang bertemu Ayah, tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Ayah tahu, pekerjaanku begitu menyita waktu, dan anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa berbicara dengan Ayah, betul aku senang mendengar suara Ayah"
Ketika ia menutup teleponnya, aku sekarang menyadari; Dia tumbuh besar persis seperti aku;
Ya betul, ternyata anakku "aku banget".
Rupanya prinsip investasi berlaku pula pada keluarga dan anak. Seorang investor yang berhasil mendapatkan return yang tinggi, adalah yang selalu peduli dan menjaga apa yang diinvestasikannya.
Saya sering melantunkan cuplikan syair tersebut dalam bahasa aslinya,
"I'm gonna be like you, Dad, you know I'm gonna be like you",
Ini adalah masalah yang umum di seluruh dunia.
ReplyDeletePadahal, sibuk itu bukan alasan. Khan banyak juga orang sibuk yang bisa dekat dengan keluarga. Mereka memang punya waktu yang tidak banyak.. Walaupun hanya 30 menit saja tiap harinya, ini bisa dimanfaatkan oleh orang tua dan anak untuk meningkatkan kualitas komunikasi mereka.
Hmm.. Ternyata ada juga lagu yang seperti itu yach... Entah sedih ataupun bingung.
menjadi figur ayah yang baik adalah susah
ReplyDeleteToeng toeng ^^
ReplyDeletethevemo kan memang sudah menjadi ayah, rupanya memang thevemo yg mengerti segalanya ^^
@hendry yup.
tapi ada yang udah berhari-hari di rumah bareng keluarga, tetep aja mereka gk mau manfaatin kesempatan itu, well???
anak adalah cerminan dari orangtua. jadi, orangtua lah yang mengarahkan anaknya ke arah yang mana, tinggal anak yang menjalani dan membentuk dirinya sendiri...
ReplyDeletedigi, thx uda kasih masukan k cp blog.
masalahnya digi.., hehehe
username n password n email semua datanya ilang, jadi kayaknya mao buat yang baru lagi. mana lagi sibuk kerja, bentar lagi pulkam ke kota kelahiran,,medan.
thx digi.
oh! no worries ^^
ReplyDeletewah wah, medan kia ketemu medan kia, haha
sip sip, moga-moga selamat sampai ke tujuan yach ^^
hmmm,itu adalah karma.sebab akibat yg kita buat sendiri.jadi janganlah menyalahkan orang lain atas apa yg terjadi dalam hidup kita.ini palajaran yg cukup berarti.thanks
ReplyDelete